Secara sederhana, brand repositioning bertujuan untuk mengubah persepsi audiens terhadap brand agar tampak lebih menarik.

“Branding” adalah istilah yang sudah biasa didengar oleh semua orang. Deskripsi “jadul”, “tanda pengenal yang ditorehkan pada sesuatu atau seseorang dengan menggunakan tag kartu tanda pengenal,” menangkap konsep modern dengan sangat baik, tetapi dalam arti yang lebih suram dan tidak menyenangkan. Persepsi pelanggan terhadap bisnis dan barang didasarkan pada brand perusahaan.

Semua aspek ini adalah bagian dari brand perusahaan dan berkontribusi dalam menciptakan identitas brand, termasuk logo, pesan, barang, layanan pelanggan, dan posisi sosial yang diambil.

Evolusi, bagaimanapun juga, merupakan kebutuhan untuk eksistensi dan tidak dapat dihindari seperti hal-hal lainnya. Brand harus mampu beradaptasi untuk tetap berada dalam ekonomi yang dinamis, global, dan sangat kompetitif. Kita tidak berbicara tentang menjatuhkan brand dan menyeretnya hingga tidak ada lagi, kita berbicara tentang perbaikan yang akan membantunya berkembang.

Brand repositioning paling cocok dilakukan antara brand saat ini dan peluncuran ulang secara menyeluruh. Artikel blog ini akan membahas tentang brand repositioning, termasuk definisi dan penggunaan praktisnya.

Apa yang dimaksud dengan Brand Repositioning?

Brand repositioning adalah cara bisnis mengubah posisi brand di pasar dengan tetap mempertahankan identitasnya. Perubahan pada strategi marketing, seperti produk, harga, lokasi, atau promosi, sering kali dilakukan sebagai bagian dari proses ini.

Repositioning sering kali dilakukan ketika sebuah bisnis mengalami penurunan penjualan dan menyadari bahwa inilah saatnya untuk melakukan penyesuaian dan berkembang. Hal ini penting untuk menjaga agar brand mereka tetap hidup dan tetap berada di atas kebutuhan dan keinginan pelanggan.

Hal ini dikenal sebagai “reposisi brand” ketika mengubah apa yang diasosiasikan dan diharapkan oleh target pasar dari brand. Memposisikan ulang brand dan melibatkan mempertahankan identitas brand yang sudah ada sambil melakukan sedikit penyesuaian.

Konsep reposisi brand dapat mencakup perubahan kecil seperti penyertaan palet warna sekunder atau tersier atau perubahan besar seperti desain ulang logo.

BACA JUGA : Jasa Pembuatan Website Sales Mobil & Rental Mobil

Bagaimana cara Brand Repositioning?

Brand repositioning perusahaan membutuhkan perencanaan yang matang. Hal ini harus didukung oleh tiga pilar yaitu mendengarkan, menyampaikan, dan meyakinkan agar berhasil. Tanpa yang lainnya, tidak dapat memiliki salah satu dari ketiga poin ini karena ketiganya saling terkait.

Hal ini menyiratkan bahwa kita dapat berhasil memposisikan ulang brand dengan memperhatikan audiens target, melampaui harapan mereka, dan meyakinkan mereka tentang sudut pandang. Terapkan campuran ini secara konsisten selama seluruh prosedur reposisi.

Kita akan memberikan peluang terbaik bagi brand untuk upaya reposisi yang sukses jika mengikuti prosedur ini dengan cermat.

Menganalisis Brand Repositioning

Apakah brandmu ada kekurangan? Temukan penyebabnya. Kemudian kamu bisa mendiagnosisnya. Pertama, Kamu harus menganalisis kondisi bradn bisnismu saat ini. Di mana posisi brand kamu sekarang?

Kamu bisa memperbaiki brand jika tahu apa yang salah. Mengenali kondisi saat ini dan mengevaluasi mengapa kamu berada di belakang kompetitor dapat membantu memilih rute baru dan menciptakan pertumbuhan.

Kamu harus menyelidiki masalah dan membuat perubahan. Jangan membuat perubahan besar-besaran. Menghabiskan waktu dan uang ekstra tidak ada gunanya. Identifikasi di mana harus menerapkan strategi. Setelah mengidentifikasi kelemahan, Kamu dapat membuat rencana untuk mengatasinya.

BACA JUGA : Apa itu Brand Association? Pentingnya, Jenis dan Contoh

Tetapkan kembali USP (proposisi nilai unik)

Setelah menilai kesulitan brand, Kamu bisa membayangkan masa depannya. Pertama, tentukan kembali cita-cita dan emosi perusahaan. Buatlah daftar fitur-fitur khas. Lihatlah bagaimana bisnismu berbeda, meskipun itu berarti mengakui kekuatan kompetitor.

Mengidentifikasi kembali proposisi nilai yang berbeda akan membantu memposisikan ulang brand bisnis. Melihat kembali audiens dapat membantu menemukan UVP (Unique Value Proposition).

  • Siapa yang membeli produk kamu?
  • Siapa yang paling membutuhkan layanan kamu?
  • Ingin menjangkau audiens baru?
  • Pertimbangkan ekspektasi brand kamu saat ini dan ekspektasi konsumen baru.

Identifikasi titik-titik kelemahan produkmu. Tutupi ruang yang tidak dapat diisi oleh kompetitor untuk audiens.

Strategi Brand Repositioning

Kamu juga bisa memposisikan ulang brand dengan beberapa cara. Aktivitas yang kamu lakukan saat memindahkan brand bergantung pada pilihan kamu untuk melakukannya dan hasil yang diinginkan. Mari kita bahas reposisi.

  • Reposisi citra – Pertama, ubah brand image, bukan produknya. Upaya marketing berkonsentrasi untuk meningkatkan citra dan reputasi produk, bukan karakteristiknya.
  • Reposisi tak berwujud – Reposisi termasuk memodifikasi target pasar produk. Efek awalnya mungkin kurang diinginkan karena perkembangan teknis.
  • Reposisi tak berwujud – Mengejar pasar baru dengan produk yang sama. Metode ini digunakan ketika pemasar menyadari bahwa sebuah produk menarik lebih banyak konsumen daripada kategori target awal.
  • Reposisi berwujud – merupakan perubahan paling berisiko terhadap rencana positioning perusahaan. Ketika sebuah produk baru kehilangan daya tarik di pasar saat ini, reposisi nyata membantu perusahaan mencari pelanggan baru.

Brand Repositioning menyiratkan untuk tidak mengabaikan hal-hal kecil sekalipun karena setiap kekurangan dapat mempengaruhi citra bisnis. Manajemen waktu yang baik, anggaran, dan divisi yang bertanggung jawab sangat penting untuk kesuksesan.

BACA JUGA : 7 Tips Cara Mengukur Brand Awareness Bisnis

Terapkan penyesuaian dan dengarkan konsumen.

Apakah kamu memiliki segalanya? Kemudian lakukan modifikasi. Lakukan lebih banyak. Dengarkan konsumen kamu. Tanyakan kepada mereka apa pendapat mereka tentang perubahan yang terjadi dan perasaan apa yang ditimbulkan oleh kampanye baru tersebut.

Persepsi publik adalah kunci untuk memposisikan ulang sebuah brand. Oleh karena itu, mendengarkan secara sosial sangatlah penting. Kamu bisa mengamati penyebutan publik terhadap brand atau produkmu untuk melihat apa yang dikatakan orang dan apakah itu sesuai dengan tujuanmu.

Author

Digital Marketer: Facebook, Google Ads, Intagram Ads, SEO Specialist, SEO Content Writer, SEO Copywriter, Blogger

Write A Comment

Sales support kami disini siap membantu Anda!
Hi, Ada yang bisa di bantu?