Kolaborator atau collaborators adalah pihak ketiga yang bekerja secara langsung dengan perusahaan untuk mendukung atau membantu dalam pengembangan atau pelaksanaan strategi. Beberapa contoh umum collaborators termasuk vendor, pergudangan, dan konsultan.
Dengan Siapa Kamu Bekerja?
Kolaborator atau Collaborators adalah salah satu kategori dari Analisis 5C, sebuah kerangka kerja analisis situasi yang dimaksudkan untuk memperhitungkan semua faktor yang memengaruhi perusahaan secara independen. Penting untuk mengetahui siapa collaborators kamu, tidak hanya untuk memahami dengan cara apa perusahaan kamu dapat mengembangkan bisnisnya, namun juga karena marketing yang kamu lakukan dapat berdampak pada perusahaan mereka atau hubungan kamu dengan mereka. Sama halnya dengan pelangganmu, Kamu harus berusaha untuk menciptakan nilai sebanyak mungkin bagi collaborators kamu.
BACA JUGA : Jasa SEO Bali Terbaik Tingkatkan Prospek dan Konversi
Apa Saja Jenis Kolaborator atau Collaborators?
Secara umum, ada empat jenis kolaborator:
1. Agensi
Agen bertindak sebagai perantara dan fasilitator, menghubungkan perusahaan dengan orang lain dan perusahaan dengan keterampilan yang mungkin mereka butuhkan. Agen tenaga kerja dapat menyediakan staf administrasi bagi perusahaan, sedangkan marketing agency dapat menangani semua kebutuhan promosi perusahaan.
2. Distributor
Distributor bertanggung jawab atas rantai pasokan perusahaan. Mereka tidak hanya menjaga hubungan dengan pemasok dan vendor, mereka juga menampung dan memfasilitasi pengiriman produk perusahaan.
BACA JUGA : Apa itu Value Proposition? Cara Membuat Proposi Nilai Perusahaan
3. Mitra
Mitra adalah setiap individu yang memiliki kepentingan formal terhadap kesuksesan perusahaan. Meskipun semua kolaborator atau collaborators dapat dianggap sebagai mitra, kelompok ini secara khusus mengacu pada mitra bisnis dengan perjanjian hukum yang berlaku.
4. Pemasok
Pemasok tidak hanya menyumbangkan bahan untuk membuat produk perusahaan, tetapi karena produsen dianggap sebagai pemasok, mereka mungkin menciptakan produk itu sendiri. Dalam menentukan kolaborator atau collaborators perusahaanmu, Kamu juga perlu menilai kemampuan dan komitmen mereka. Kolaborator yang tidak dapat memberikan dukungan yang kamu butuhkan dapat berdampak serius terhadap operasi bisnismu, jadi sebaiknya tentukan kapasitas kolaborator terlebih dahulu.
Cara Menemukan Peluang Kolaborasi
Setiap perusahaan biasanya memiliki kelompok kolaborator inti yang memastikan kelangsungan operasi mereka, tetapi berkolaborasi dengan perusahaan di luar lingkup ini dapat memberikan kejutan dan menyenangkan pelanggan yang sudah ada, serta menarik basis pelanggan baru. Apple dan Nike telah bekerja sama secara ekstensif selama dua puluh tahun terakhir dalam menciptakan apa yang disebut Nike+, meskipun mereka membuat produk yang berbeda di industri yang berbeda.
BACA JUGA : Apa itu Brand Vision? Cara Mengidentifikasi Visi Merek
Perusahaan-perusahaan juga dapat berkolaborasi dalam proyek-proyek yang memiliki dampak yang berarti. Dalam beberapa tahun terakhir, General Mills telah bermitra dengan The Nature Conservancy untuk menanam pohon di Amerika Serikat, dan dengan Xerces Society for Invertebrata Conservation untuk mendistribusikan benih untuk penyerbukan lebah. Meskipun kedua inisiatif ini memiliki sinergi brand yang kuat melalui Nature Valley dan Honey Nut Cheerios, keinginan untuk berkolaborasi demi dunia yang lebih baik tidak selalu harus berupa pernyataan posisi atau aktivitas marketing.
Meskipun setiap perusahaan harus efisien dan sehat secara operasional untuk dapat bertahan hidup, peluang untuk menambah nilai akan lebih sulit ditemukan jika perusahaan tidak melihat lebih jauh dari kegiatan operasional sehari-hari. Jika ada tumpang tindih antara penawaran perusahaanmu dengan penawaran perusahaan lain di industri yang berbeda, hubungi mereka. Kamu tidak hanya akan belajar banyak, Kamu mungkin menemukan bahwa kamu dapat mencapai lebih banyak hal bersama daripada yang bisa kamu capai sendiri.
